Gabion | Teknologi Murah Dan Efektif Untuk Mengendalikan Bencana
Seperti yang kita tau
Indonesia adalah Negara yang punya banyak sungai dan jalan- jalan perbukitan
yang curam. Dengan curah hujan yang tinggi, Hal ini menjadikan Negara kita
menjadi Negara yang rawan bencana Erosi. Apasih sebenarnya Erosi itu? Erosi
adalah proses rusaknya lingkungan hidup
yang bisa di sebabkan banyak factor salah satunya proses alam seperti curah hujan yang tinggi, tekstur tanah,
tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Erosi sering pula di tuding sebagai sebab
dari bencana banjir maupun tanah longsor di berbagai daerah. Untuk mengatasi hal ini sebenernya ada loh
teknologi yang murah, efektif dan ramah lingkungan. Kenalan yuk sama Bronjong
Kawat atau gabion!
Gabion atau sering di
sebut dengan kawat bronjong adalah rangkaian besi kawat galvanis anti karat
yang di padu padankan sehingga menjadi sebuah lembaran kawat yang menyatu.
Gabion sendiri di ambil dari bahasa itali “Gabbione” yang berarti sangkar
besar. Dalam dunia kontruksi sangkar ini di buat menggunakan anyaman dengan
lilitan ganda membentuk lubang segi enam. Dalam Gabion ini yang biasanya di isi
batu, semen dan kadang pasir. Gabion sendiri memiliki fungsi utama penguat
kontruksi dan pencegah longsor. Benda ini mampu memperkuat struktur tanah di
area lereng sungai, lereng tebing dan lereng tanggul. Jika di pasang Gabion
area tersebut tidak akan mudah longsor saat musim hujan, selain itu benda ini
dapat melindungi tepian sungai dari erosi yang di akibatkan oleh aliran sungai.
Namun sebenarnya kekuatan kontruksi ini bukan di nilai dari banyaknya batu,
melainkan daya tahan dan ikatan kawatnya. Kontruksi ini jelas akan gagal
menjalankan fungsinya ketika ada kawat yang putus. Oleh karena itu penting
memakai kawat berkualitas berlapis galvanis yang umumnya dapat bertahan hingga
60 tahun.
Gabion sendiri telah di
pakai di berbagai negara sebagai anti bencana alam, seperti di Jepang, Nepal
dan negara berkembang lainnya. Di Jepang sendiri Gabion telah menjadi model
mengembangan dan sosialisasi teknologi yang murah dan ramah lingkungan setelah terjadinya
bencana di sana. Masih oleh peneliti
dari jepang mereka telah melakukan
survey lapangan menggunakan metode meja getar di Nepal. Meja getar adalah alat
simulator gempa yang mampu menganalisis respon suatu struktur atau bangunan
terhadap kekuatan gempa. Menurut survey,
berbagai kontruksi berbasis bronjong di pasang di Araniko High way, Beronjong
di pasang sebagai dinding penahan benturan, perlindungan tepi sungai dan
saluran, pengendali erosi dan tanah longsor. Setelah di uji dengan metode meja getar
di temukan bahwa 80% struktur tidak mengalami kerusakan. Hal ini menunjukan
bahwa gabion juga sanggup menahan kerusakan akibat gempa.
Keunggulan lainnya
adalah tembus air sehingga dapat mengurangi tekanan tanah aktif. Air akan
mengalir menembus celah bebatuan. Selain itu, gabion bersifat ramah lingkungan,
Ukurannya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Jadi bagaimana
tertarik untuk mengaplikasikan gabion di daerah anda yang rawan bencana?


